Ya ketemu lagi sama gw. Kali ini gw mw cerita tentang jalan-jalan gw di Kota Bandung. Gw pergi bareng sama temen-temen kuliah gw. Kami pergi jalan-jalan untuk menghirup udara segar sebelum kami bergulat dengan yang namanya TA. Ya istilahnya kami refrehing otak dulu deh.
Kami pergi tanggal 23 Januari 2012 dan bertepatan dengan hari Imlek. Yang awalnya gw pikir gak tepat banget tuh hari buat jalan-jalan soalnya biasanya hari imlek itu identik ma hujan. Jadi, gw pikir klo pergi atau jalan-jalan tapi hujan kan jadi gak seru. Tapi untungnya senin pagi itu sungguh cerah. Kami berangkat dari kampus lama kami yang bertempat di Jalan Daan Mogot tepat jam 08.30 pagi. Selama perjalanan tidak ada hambatan menuju Bandung. Sepanjang perjalanan menuju Bandung terhampar pemandangan yang amat membuat mata fresh lah. Selain mata gw fresh melihat pemandangan yang indah ternyata pikiran gw juga jadi fresh. Selama perjalanan sekitar 4 jam, akhirnya kami sampai di Taman wisata Air Panas Sari Ater, Ciater. Sewaktu gw pintu bis, terasa banget udaranya sejuk. Tapi berhubungan dengan Liburan Imlek, Ciater penuh sesak. Gw gak bisa berendam air panas deh jadinya L. Padahal tujuan gw kesana pengen berendam dengan air panas. Kolam-kolamnya penuh sesak. Tiket masuk Sari Ater Cuma Rp 18.000 per orang.
Karena kami tiba di Ciater sekitar jam 12 siang. Cacing-cacing di perut kami sudah mulai berteriak. Kami mencari tempat untuk makan bersama-sama di pinggiran aliran air panas. Gak gw sangka ternyata mau duduk untuk makan saja kami rombongan harus membayar Rp 150.000 per tempat. Untungnya temen gw yang namanya Andri selaku panitia acara kami pintar menawar. Akhirnya kami hanya harus membayar Rp 60.000 per tempat sepuasnya. Perut sudah terisi penuh, waktunya kami jalan-jalan menikmati suasana Ciater. Kami berpencar yang penting nati sekitar jam 3 sore kami berkumpul di pintu keluar Ciater. Hujan sempat menyelimuti. Jalan-jalan sempat tertunda, tidak bertahan lama hujan berhenti. Gw menyusuri semua fasilitas yang ada di Ciater, tapi sebelnya semua kolam penuh sesak. Ya otomatis gw Cuma bisa merendam kaki.
Tiba waktunya mencari temen-temen yang lain karena sudah jam 3 sore. Tidak susah mencari mereka. Karena mereka tidak kemana-mana selepas gw pergi jalan-jalan. Sambil menuju pintu keluar kami tetep aja narsis-narsisan. Jeprat-jepret foto dimana-mana. Ya itulah indahnya kebersamaan. Setiap melihat ada view yang bagus foto, disitulah kami berhenti dan mulai narsis. Ya kira-kira jam 3 sore kami bersiap kembali ke bus untuk melanjutkan ke tempat wisata yang selanjutnya. Tempat wisata selanjutnya adalah Tangkuban Perahu. Sebelum gw pergi ketempat selanjutnya, gak lupa gw beli kenang-kenang dari Bandung. Gw beli kaos yang bertemakan Bandung. Gw beli 3 kaos berwarna putih dengan harga Rp 67.000 untuk 3 kaos. Untung aja gw lumayan jago menawar. Kaki gw lecet setelah jalan-jalan jadinya gw beli sendal juga deh dengan harga Rp 15.000.
Tangkuban Perahu sudah menunggu kami. Sekitar 30 menit dari Ciater kami sampai di Tangkuban Perahu. Tiket Masuk Tangkuban Perahu Rp 13.000 per orang. Dari pintu masuk kita masih harus melewati tikungan tajam dan tanjakan yang cukup curam. Bus tidak bisa masuk sampai area tempat wisata karena harus menanjak lebih tajam lagi. Demi keamanan, bus di parkirkan. Untuk menempuh sampai puncak kami harus mendaki sejauh 1300 M dari parkiran. Karena waktu kami tidak banyak, kami memilih jasa angkutan yang disediakan Tangkuban Perahu. Kami harus membayar Rp 5.000 per orang pulang pergi.
Sepanjang kurang lebih 1,3 KM menuju kawah, perjalanan sedikit terhambat. Karena di puncak sudah overload. Situasi lalu lintas padat merayap. Sedikit teman kami memutuskan untuk turun dari bus untuk berjalan kaki karena benar-benar berhenti. Hampir 30 menit kami menuju puncak karena macet.
Setelah bergelut dengan kemacetan, akhirnya kami sampai juga di puncak Tangkuban Perahu. Tidak lupa kami foto di depan tanda pengenal Tangkuban Perahu. Kami berpencar disana untuk mencari view yang bagus buat foto-foto. Narsis abiss. Udara cukup bikin gw kedinginan. Entah berapa suhunya, dinginnya sampai menusuk ke tulang-tulang rusuk gw. Karena udaranya dingin sekali, nafas sampai mengeluarkan embun seperti musim dingin di Korea gitu . Biar kata udara dingin banget, kenarsisan gak boleh hilang dong. Udara semakin dingin dan waktu semakin sore, kami memutuskan untuk turun. Kami kembali naik angkutan yang disediakan dan dengan jalan yang lancar. Hanya membutuhkan beberapa menit saja sampi di bawah karena tidak macet. Setelah kami sampai di parkiran bus kami, kami langsung menyerbu tukang bakso. Udara dingin kan pas banget makan yang hangat seperti baso. Harga basonya Rp 8.000 per porsi. Sambil gw makan baso, ada seorang ibu menawarkan Strawberry. Strawberrynya manis banget. Menurut gw, strawberry klo manis berarti bukan Strawberry karena gw suka rasanya yang Asem. Gw kan suka banget ma yang namanya Strawberry. Gw beli dengan harga Rp 15.000 per 4 box. Setelah semuanya kenyang dengan baso, kami bergegas untuk kembali ke Kota Tercinta Tangerang.
Perjuangan kami bukan sampai di tangkuban perahu tapi kami harus melakukan perjalanan pulang. Setelah perjalanan sekitar 1 jam, pak supir baru sadar ternyata kami nyasar. Pak supir bertanya kepada warga sekitar dan ternyata kami hanya berputar di daerah tangkuban perahu. Sungguh bikin gw gak bisa tidur sebelum bus kami masuk tol. Arah menuju tol saja Macet parah. Jam 9 malam kami masih berkutat di Bandung. Akhirnya bus kami masuk tol juga, baru deh gw bisa tidur.
Jam di tangan gw menunjukkan pukul 12 malam. Tangerang sudah ada di depan mata...
End deh perjalanan gw di Bandung....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar